Actually, my first anniversary of running was in June 1st, tapi karena ada beberapa pekerjaan di kantor yang sifatnya urgent harus diselesaikan dalam seminggu terakhir kemarin, so yeah.. here i am! Writing on the notepad to celebrate my month of running, June. :.))))
Yeap.. cukup panggil saya dengan Ega, seorang wanita 28tahun yang sebentar lagi akan bertolak ke 29 tahun (info penting? :D). Saya adalah seorang buruh korporat yang mendedikasikan sebagian waktunya untuk bergulat dengan planning, executing, dan reporting pekerjaan. Seperti pegawai pada umumnya, bekerja 8 - 12 jam dalam satu hari adalah hal yang wajar. Wajar menurut saya karena normalnya hanya 8 jam namun kalau sudah judulnya lembur ya bisa sampai 12 jam kerja. Sudah biasa :D
Bersyukurnya saya sebagai seorang Marketing Communications di perusahaan multinasional yang merangkap sebagai freelancer MC, adalah saya bekerja tidak melulu di depan komputer, namun saya bisa travelling dengan business trip. Masih bisa berkumpul dengan sahabat serta menyempatkan diri untuk berolahraga juga sebuah hal yang patut saya syukuri.
Namun, ada satu moment dimana saya merasa diiii.. apa ya.. agak lebay kalau saya menyebutnya dengan di-underestimate, tapi.. ya begitu lah, saya merasa sedang di-underestimate oleh seorang petinggi dari perusahaan minuman Ion ternama yang berasal dari negeri Sakura itu (Upss.. takut disemprit :p)
Jadi ceritanya, setahun yang lalu saya didapuk untuk menjadi MC di salah satu event besar dari perusahaan tersebut. Pada saat interview MC, salah satu syaratnya adalah sang MC harus aktif di social media dan gemar berolahraga lari. Hey heyyyy.. anda menemukan orang yang tepat, Bung! Tapi, ternyata hal itu tidak cukup membuat sang petinggi perusahaan tersebut langsung approved saya sebagai MC, beliau mengkomentari feed Instagram saya "Ega, kamu kayaknya lebih cocok jadi anak nongkrong deh, bukan seorang pelari.."
WHATTTTTTTT???? Yaaa.. memang sih.. feed instagram saya kurang diimbangi dengan postingan-postingan olahraga terutama lari, postingan major berupa tempat nongkrong dan kerjaan, cuma ada beberapa saja yang berbau lari dan itupun di mata beliau terlihat "kurang sporty". Entah.. KPI beliau tentang "Terlihat Sporty" itu yang se-advance apa. Syukur alhamdulillah, saya tetap dipercaya untuk menjadi MC event besar tersebut.. rejeki memang tak akan berpaling, selayaknya jodoh.. Eh :)))))
Nah.. dari situ saya benar-benar termotivasi untuk bisa membuktikan kepada diri sendiri (dan uhukkk..ke petinggi tersebut tentunya) bahwa saya bukan sekedar anak nongkrong dan saya akan lebih serius untuk berolahraga lari dan of course, akan mengejawantahkan resolusi itu ke ranah social media. Disamping itu, ada satu lagi poin krusial juga mengapa saya memutuskan untuk lebih concern menggeluti lari sebagai penyeimbang hidup, karena saya mempunyai Asthma yang masih sering kambuh. Hmm.. semakin bulat tekat saya untuk berolahraga lari. Apa saya tidak takut nanti "engap"? TIDAK. Karena saya yakin dengan olahraga yang tepat akan mengurangi penyakit dalam badan. And true, sekarang saya sudah hampir tidak pernah lagi kambuh Asthma-nya.
Sebagai amateurunner (as stated in my IG Profile, LOL), saya akan berusaha selalu menyempatkan waktu minimal seminggu 2x untuk berlari after hours. Bergabung dengan komunitas lari membuat saya lebih intense dan paham mengenai teknik lari yang benar, minimal mengurangi resiko cidera lah. Saya pun mulai mengenal apa itu urban run, base run, interval run, tempo run, fartlek, long run, speed training, bahkan sampai social run; semua saya dapatkan ilmunya dari bergabung dengan komunitas lari dan program lari.
A short telling story about komunitas dan program lari, awal bergabung dengan komunitas lari saat itu adalah bersama Run For Indonesia, ditarik langsung oleh sang Founder, Willy Sanjaya atau biasa dipanggil dengan Koh Willy. Beliau adalah orang sangat generous dan selalu semangat memotivasi para pelari pemula yang bergabung, termasuk saya. Karena sambutan yang sangat friendly dari anggota RFI, saya semakin pede untuk belajar lari. Seiring berjalannya waktu, NRC (Nike+ Running Club), sebuah program dari Nike Worldwide, menjadi alternatif saya untuk lebih mengenal praktek berlari dengan teknik yang lebih advance. Tidak ada biaya apapun untuk bergabung, hanya dengan registrasi online melalui website resmi mereka. Benar, setiap sesi program disuguhkan menu-menu latihan yang berbeda dan sangat dinamis serta mudah dipahami. Dari NRC ini saya mengenal beberapa teman yang sangat antusias untuk menggeluti dunia lari, dan akhirnya dari seringnya kami berkumpul di setiap sesi NRC, beberapa dari kami berinisiasi untuk membentuk komunitas lari yang disebut dengan We Run JKT (WRJ). We Run JKT sukses membuat saya makin jatuh cinta dengan olahraga lari. Sebuah keluarga baru yang sangat tidak terduga membuat saya merasa benar memutuskan untuk menekuni olahraga lari sebagai hobby dan penyeimbang hidup. Sampai sekarang. #wateryeyes
Demikian yang dapat saya muntahkan dari otak dan hati saya bagaimana saya sore ini merayakan 1 tahun saya berlari dengan menulis ini. Cukup panjang untuk sekedar curhat ya.. maaf :,)
Anyway.. See that bad comments doesn't always equal to bad response, tergantung kita melihatnyanya dari sudut mana.
I do thank RFI (Run For Indonesia), NRC (Nike+ Running Club) and of sure for the warmest running family ever, WRJ (We Run JKT). You all made my 2016 to 2017! A year of running.
So guys, let's be inspired to run, for the sake of staying healthy!
Doing sport is a life investment.
Have a good Friday, Runners! ^^
#gratitude
Kontributor: We Run JKT Komunitas
Komunitas pelari We Run JKT dari Jakarta.